Selasa, 16 Desember 2008

unknown????

Lelaki Pejalan Kaki

Malam itu Diana dan Erika pulang dari kuliah, kira-kira jam 9 malam. Walaupun udah malam, jalanan masih sangat ramai, maklumlah area kampus. Memang sepanjang jalan Arief Rahman Hakim banyak terdapat kampus, kayak ITS, UHT, ITATS, UNIPRA, Univ. Narotama dan UPB sendiri dimana Diana dan Erika kuliah.

Saking ramenya jalan, makanya diana dan erika gak bisa cepat nyeberang, sampai pada akhirnya Diana dan Erika ketemu ma pejalan kaki yang tak dikenalnya, kira-kira gini neh dialog mereka :


Lk :”Mbak… mbak… boleh tanyak? Teguran lelaki setengah baya yang sempat mengagetkan diana ketika diana hendak menyeberang jalan.”

Diana :”iya, ada apa pak? dengan santun diana memberikan jawaban.”

Lk : ”Tau arah yang menuju terminal Joyoboyo?”

Diana : ”O..... bapak bisa naik lyn S nanti turun terminal Bratang, kemudian naik lyn S lagi yang jurusan Joyoboyo. Dari sini emang gak ada lyn yang langsung menuju Joyoboyo jadi musti oper dulu.”

Lk : ”mbak, saya hanya pingin tahu arahnya saja, tanpa naik lyn.”

Diana :”loh kalo gak naik lyn jauh banget pak.”

Lk :”gak pa pa mbak, yang penting saya bisa nyampe terminal Joyoboyo.”

Diana :”hm.... begini pak, sebenarnya kenapa bapak tidak mau naik lyn?”

Lk :”bukannya saya tidak mau naik lyn mbak, tapi memang saya gak bisa naik lyn.”

Diana :”loh :confused: memangnya kenapa?”

Lk :”begini mbak ceritanya. Saya sebenarnya ke Surabaya ini diajak teman, katanya saya diajak kerja disini, tadi pagi saya nyampek di Surabaya lalu diajak ke desa Kenjeran, nah disnilah rencana saya akan bekerja. Sesampainya kami di Kenjeran ndilalah teman saya tiba-tiba menghilang sesaat sebelum kami sholat dan membawa tas saya, padahal disitu ada baju saya, foto anak dan istri saya, trus dompet saya juga disitu. Dulu saya kemana-mana dompet selalu berada di saku celana, tapi karena teman saya bilang kalo di kota itu banyak copetnya makanya saya gak boleh bawa dompet di celana, tapi harus ditaruh di tas yang paling dalam, biar gak mudah dicopet.”

Diana dan Erika hanya saling bertatap muka aja. Tak banyak yang bisa mereka lakukan.
Akhirnya ditengah kesepian sesaat kemudian ...

Diana :”oiya, bapak asalnya darimana?”

Lk :”saya dari Kediri mbak.”

Diana :”begini aja, bapak bawa uang ini, lumayanlah barangkali bisa dipake buat naik bis. Saya hanya bisa ngasih ini (sambil menyodorkan uang lima belas ribu).”

Lk :”tapi mbak, gak usah, nanti saya tak bilang ke kondektur bis aja kalo saya memang gak ada uang buat bayar. Saya yakin mereka mau memberikan nunutan sampai ke kota kediri, yang penting sekarang saya nyampek terminal besar.”

Erika :”maksudnya ke terminal Bungurasih? Kalo gitu bapak gak perlu ke Joyoboyo, langsung aja dari Bratang lalu ke Bungur naik bis kota.”

Lk :”ndak usah mbak, terima kasih, saya cukup jalan aja. (sekali lagi bapak itu tidak mau menerima uang pemberian diana)”

Diana :”sudahlah pak, ndak pa pa kok, terima saja.”

Lk :”alhamdulillah, terima kasih banyak mbak, semoga Gusti Allah membalasnya.” :happy: (tangan lelaki asing itu terlihat begitu gemetaran)

Diana :”sama-sama pak, ya udah kalo gitu kita pamit dulu pak.”

Lk :”oiya mbak (masih dengan mimik yang bengong)”

Lalu Diana dan Erika pun pergi meninggalkan laki-laki itu sendiri.
Di tengah perjalanan Erika terus ngomel ke Diana, bagaimana tidak lawong uang Diana tinggal delapan belas ribu, malah dikasihkan ke laki-laki yang tak dikenalnya lima belas ribu, jadi tinggal tiga ribu.

Erika :”Diana, kamu ini gimana sih, masak uang tinggal segitu kamu kasihkan, besok malam kamu mau makan apa? Mana sekarang tanggal tua lagi, kamu gajian kan masih dua hari lagi.”:worried:

:smile: Diana :”ya gak pa pa, kan besok hari senin, jadi bisa sekalian ngirit, bensin motorku juga masih penuh, mie instan di kosan juga masih ada kok, gak perlu khawatir lah.”

Erika ::frown: ”diana, diana.... kamu ini selau gitu, makanya kamu sering ketipu, kamu kok gak pernah belajar dari sebelum-sebelumnya sih. Ini surabaya Din, kita hidup di kota, bukan dikampung lagi. Jaman sekarang banyak orang berpenampilan macam gitu. Gak semua yang loe denger itu bener, kayak iklan permen itu loh Din.”:lol:

Diana :”ya sudahlah, kalo emang profesinya macam gitu, ya berarti Gusti Allah emang mendatangkan rezekinya hari ini lewat tanganku, bukan gitu Rik?”:angel:

Tak terasa mereka pun harus berpisah, Erika sudah nyampe di kosannya, tinggal Diana yang menyusuri jalan sendirian menuju kosan.

Tidak ada komentar: